Aroma Tradisional (Arti): Gupta Sitorus dan Primo Rizky menjelaskan tentang kiat sukses Eskimomo

Sunday, June 10, 2018

Gupta Sitorus dan Primo Rizky menjelaskan tentang kiat sukses Eskimomo

Gupta Sitorus dan Primo Rizky menjelaskan tentang kiat sukses

Eskimomo

Es krim makanan penutup yang banyak disukai orang, termasuk oleh 2 orang sahabat ini. Gupta dan Primo yang suka berburu es krim ke penjuru Ibu Kota. Merasa tidak puas dengan suguhan es krim yang banyak dijual di pasaran, mereka pun mencoba membuat es krim sendiri sejak 2 bulan lalu.

Penikmat es krim mereka tak lain rekan kerja dan teman-teman. Berawal dari coba-coba, siapa sangka es krim buatan mereka justru banyak disukai. Melihat peluang bisnis, Gupta dan Primo lalu memberanikan diri menjual es krim dengan nama Eskimomo.

Gupta Sitorus, pemilik Eskimomo, “Kita suka ketika kita bikin sesuatu, maupun itu es krim atau apapun ataupun dessert lainnya dan orang makan, orang-orang suka. Itu something yang enggak bisa dibayar oleh uang sebenarnya. Jadi mendapatkan apresiasi itu adalah sesuatu yang menjadi growing force, jadi perbendaharaan kita untuk terjun ke bisnis ini sebenarnya. Dan it had been like two years lah kita coba untuk masak-masak dan secara performance kita baru mulai, kurang lebih 2 bulan inilah. Setelah mendapatkan masukan dari teman-teman untuk terjun ke lebih profesional.”

Bisnis es krim Eskimomo cukup unik, tidak ada outlet dan hanya dijual lewat media sosial atau internet.

Gupta Sitorus, pemilik Eskimomo, “Kita sebisa mungkin coba minimizteris, tanpa harus kehilangan untuk penetrasi ke market. Akhirnya kita pilih, why do we do the online thinking. Kita coba lewat online selling, dengan gitu kita bisa minimizteris, dalam artian investment tidak terlalu besar. Tapi kita juga tetap punya change untuk masuk ke pasar, gitu loh dan itu cukup besar mastruk nya. Jadi akhirnya kita decide, kita masuk ke online saja.”

Meski tak harus modal menyewa outlet, usaha es krim eskimomo bukan tanpa modal. Modal awal bisnis Gupta dan Primo sebesar 10 juta rupiah dipakai untuk pembelian mesin ice cream maker dan freezer. Bagi Gupta dan Primo yang membedakan Eskimomo dan es krim lain adalah rasa dan penggunaan bahan alami.

Primo Rizky, pemilik Eskimomo, “Yang membedakan es krim momo dan es krim lainnya itu adalah pada rasanya. Gituh. Jadi kami selalu berupaya mencoba mengekplorasi berbagai macam rasa, sehingga kita bisa menghasilkan rasa-rasa eskimomo dengan varian-varian yang unik.”

Untuk membuat es krim Eskimomo, Primo dan Gupta tak merahasiakannya.

Bahan-bahan yang dipakai seperti tepung tapioka, susu cair, dan gula disiapkan. Setelah siap, adonan es krim siap diproses menggunakan ice cream maker. Lalu ditambahkan potongan kukies atau kue dan buah-buah kering. Es krim yang sudah jadi siap untuk dibekukan.

Eskimomo memiliki 5 varian rasa: strawberry shortcage, sweet corne with barysweer, coko orange, coffee with honey almond, dan apple pay. Mengenai rasa es krim yang unik, eskimomo memiliki alasan tersendiri.

Primo Rizky, pemilik Eskimomo, “Kalau untuk inspirasi rasa buat eskimomo itu bisa datang dari banyak hal. Mulai dari makanan yang kami coba, kemudian ke tempat-tempat yang kami kunjungi atau suasana-suasana tertentu. Seperti misalnya yang coko orange, itu terinspirasi dari permen cokelat rasa jeruk yang terkenal di masa kecil kita. Kemudian atau juga, apple pay, itu yang inspirasinya sebenarnya datang dari resep pie apple yang merupakan tradisi turun temurun keluarga.”

Tak adanya outlet penjualan membuat Eskimomo menjajakan produknya lewat pesan antar. Padatnya lalu lintas ibu kota menjadi tantangan bagi eskimomo, sebab es krim lebih cepat mencair.

Gupta Sitorus, pemilik Eskimomo, “Cara penanganan ketika liberty itu menjadi sebuah tantangan tersendiri. Di awal-awal kita pikir dengan bergantung dengan dry ice atau biang es itu selesai. Tapi ternyata biang es itu sendiri juga punya tantangan. Ternyata tidak setiap hari ada supply biang es, kemudian harganya cukup mahal, kemudian kita tidak bisa stok karena biaya, itu something yang bisa cepat habis dan akhirnya kita terus konsultasi lah ke teman-teman. Akhirnya kita ketemu sebuah formula bahwa 1 kilo dry ice = 3 kilo ice pack.”

Layanan online delivery bisnis es krim eskimomo yang dimulai dari teman-teman ini sudah menuaikan hasil. Eskimomo tak pernah sepi pesanan pelanggan. Salah satunya adalah Nonita yang kini menjadi pelanggan setia Eskimomo.

Nonita Respati, pelanggan Eskimomo, “Menurut saya sih rasanya bisa dikategorikan di golongan es krim premium, karena memang teksturnya kerasa banget. Rasanya juga orisinal. Bahan-bahan yang digunakan juga natural, bukan artifisial. Jadi semuanya itu dilihat kerasanya benar-benar pas dan benar-benar asli gituh. Apa namanya? ketika kita makan si Apple Crumble ini apelnya juga sampai di lidah gituh, terus ada potongan-potongan kue nya. Jadi sangat-sangat menarik yah.”

Bagi Nonita, kualitas rasa eskimomo cukup sesuai dengan harga yang ditawarkan.

Nonita Respati, pelanggan Eskimomo, “Menurut saya fair price ya, karena kalau kita menggunakan bahan-bahan yang terbaik, bahan-bahan yang baik, tentu saja juga cost nya harus atau harga pokok produksinya juga enggak mungkin murah dan otomatis harga jualnya enggak mungkin murah. Jadi kalau mau dibilang: murah enggak, dibilang mahal juga enggak. Saya rasa untuk uang yang saya keluarkan itu worried untuk sesuatu yang saya makan, gituh.”

Eskimomo menjual 1 cup kecil es krim dengan harga 18 ribu rupiah. Sedangkan untuk ukuran pint sebesar 60 puluh ribu rupiah. Dalam sebulan eskimomo bisa memproduksi 600 cup kecil dan 200 pint. Jika dihitung omset sebulannya mencapai lebih dari 22 juta per bulan. Ini artinya dalam waktu 2 bulan sejak memasarkan produknya, Gupta dan Primo mampu balik modal, bahkan meraih keuntungan.

Masih banyaknya pesanan membuat bisnis es krim pesan antar Eskimomo masih memiliki peluang besar.

Gupta Sitorus, pemilik Eskimomo, “Online selling ini masih banyak ceruk yang belum tereksplor. Jadi sejauh ini kami masih bisa berikan, kami harus terus coba explore sebisa mungkin di online selling ini. Setelah itu kita akan mulai considerer untuk, ‘Ok, let’s go offline.’ Kita akan coba mungkin punya outlet atau punya store di, baik itu island atau yang di mall. Tapi at least saat ini mungkin sekitar 6 bulan atau 1 tahun itu kita terfokus di online selling dulu.”

Hobi makan es krim menjadikan Gupta dan Primo melihat peluang bisnis. Bukan hanya itu, eskimomo milik mereka juga mampu mengumpulkan pundi-pundi.

Facebook: Eskimomo.

Video: