Mayoritas warga Argasari memproduksi kue kering lebaran
Warga di perantauan mudik lebih awal untuk ikut membuat kue.
Lebaran sebentar lagi
Waduh, terus apa yah seterusnya. . . .
Artinya sebentar lagi kita makan-makan dan salah satunya yang biasanya harus ada di setiap meja yang merayakan lebaran adalah kue kering.
Mm m m. . . mm m Kue kering itu wajib ada. Ada nastar lah, ada chees steak lah, ada apa lagi. Castengol.
Nah buat anda yang tidak punya waktu, sebetulnya bisa aja cari kuenya di kampung kue di Tasikmalaya. Karena ini kampung, setiap Ramadhan kebanjiran pesanan.
Iya, kue kering permintaannya tidak hanya dari dalam Tasikmalaya, juga dari luar kota meningkat juga. Warga kampung yang merantau sengaja mudik lebih awal untuk membantu mengerjakan pesanan.
Aroma kue kering tercium di kampung ArgaSari, kecamatan Cihideung, Tasikmalaya. Selama Ramadhan, dari pagi hingga malam hari, para pembuat kue kering ini sibuk memenuhi pesanan kue kering yang meningkat pesat. Hampir semua warga kampung Arga Sari membuat kue lebaran.
Salah satunya Anisa yang sudah membuat kue kering sejak 1993.
Anisa, pembuat kue, “Kue kering dan kue basah. Kalau buat lebaran, semenjak lebaran sih bikin kue keringan. Jenisnya nastar.”
Anisa membuat bermacam-macam kue kering, diantaranya nastar, putri rengganis, putri salju, cah senggol dan sultanah. Banyaknya pesanan membuat warga kampung di perantauan pulang lebih awal. Bahkan ada warga luar kampung yang datang, khusus untuk membuat kue.
Dalam 1 hari, 1 rumah bisa memproduksi 30 hingga 5 kilo lusin kue kering di dalam topless. Selain dari Tasikmalaya dan kota-kota di Jawa Barat, pembeli juga berasal dari Purwokerto, Yogyakarta dan Lampung.
Hendra Herdiana, perantau, “Saya biasa langganan. Jadi biasa langsung, cash and carry. Biasa kue yang dibeli, ini ada nastar, kemudian ada yang sultanah, ada yang pakai cokelat, macem-macem.”
1 topless kue warga kampung Argasari dihargai 40 hingga 50 ribu rupiah. Itu berarti, omset 1 rumah pembuat kue mencapai 20 juta rupiah per hari. Oggi Fatuzaman, Tasikmalaya.
Video:
No comments:
Post a Comment