Reni, produsen kue keranjang asal Tangerang |
Diberi nama kue keranjang karena bentuk wadah cetakannya memakai keranjang bulat. Kue keranjang terbuat dari tepung ketan, gula, dan air bertekstur yang kebanyakan dan lengket dengan rasa manis dan legit yang khas.
Bentuk yang bulat dan rasanya yang manis, dipercaya sebagai tanda keharmonisan keluarga dan kemakmuran. Kue keranjang legendaris Ny. lauw yang sudah dikelola hingga generasi ketiga tetap dibuat melalui proses tradisional untuk menghasilkan rasa kue yang sama.
Kini usaha yang dikelola oleh Reni hanya memproduksi 2 hingga 3 kali kue keranjang dalam setahun. Yaitu saat 15 hari menjelang Tahun Baru Imlek dengan produksi terbanyak mencapai 1 ton per hari. 15 hari setelah imlek menjelang hari raya Cap Go Meh dan saat Hari Raya Lebaran dengan jumlah produksi yang jauh lebih sedikit menyesuaikan pesanan konsumen.
Kue keranjang yang dikemas baik dapat bertahan hingga waktu yang lama, bahkan jika diinginkan mampu bertahan hingga 1 tahun.
Reni, produsen kue keranjang, "Kita sudah ngikutin resep dari jaman engkong dulu. Kalau kue kita itu enggak pakai bahan pengawet. Enggak pakai bahan anti buluk. Jadi kita benar-benar kualitas gula sama ketannya aja."
Stevany Huang.
Pemirsa, saat ini saya berada di salah satu rumah produksi ku keranjang Ny. Lauw di wilayah Tangerang. Ini merupakan usaha yang turun-temurun lebih dari 50 tahun. Sekarang saya akan mengajak anda semua untuk menelusuri pembutan kue keranjang dengan cara tradisional.
Bahan untuk membuat kue keranjang tidak banyak. Hanya dibutuhkan tepung beras, ketan, gula putih, dan air. Pertama-tama tumbuk dan campurkan bahan. Kemudian setelah menumbuk, para pegawai bersiap untuk mengaduk bahan-bahan ini menjadi adonan kue.
Setelah diaduk merata menjadi adonan, harus melalui proses fermentasi selama kurang leibh 20 hari dan menaruh adonan di beberapa drum besar. Setelah melalui 20 hari proses fermentasi, diperlukan mesin untuk melunakkan kembali adonan yang mengeras dan dengan menambahkan gula untuk rasa yang lebih enak.
Cara selanjutnya adalah mencetak adonan yang sudah dicairkan dengan mesin ke dalam sebuah keranjang kecil yagn memuat setengah kilogram adonan. Di dalam keranjang kecil sudah dilapisi dengan daun pisang yang sudah dipanaskan untuk membungkus kue keranjang nantinya.
Proses yang terakhir adalah menggunakan cara tradisional. Yaitu pengukusan adonan kue selama 12 jam dengan menggunakan kayu bakar. Meski tidak menggunakan gula merah dan bahan pengawet, proses pengukusan yang memakan waktu cukup lama ini menjadi adonan kue berwarna merah kecoklatan.
Pabrik Nyonya Lauw
Alamat: Jl. Lio Baru, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang
Website: Kue Keranjang.
Video:
Foto:
Reni, produsen kue keranjang asal Tangerang |
Reni, produsen kue keranjang asal Tangerang |
No comments:
Post a Comment