Penghasilan menjual kulit ketupat di Bogor |
Sebagian besar penduduk kampung ini beralih sebagai pengrajin ketupat setiap menjelang hari raya idul Fitri. Di kampung ini, hampir 90% masyarakatnya telah menjalankan usaha secara turun temurun, bahkan diantaranya telah menekuni profesi ini sejak tahun 70'an.
Awalnya para warga mulai menjadi pengrajin ketupat karenan konon kampung ini banyak ditumbuhi kampung kelapa.
Suhadi, sesepuh kampung, “Dulu, baru 2 orang pertama. Mula pertama, tahun berapa tuh ? ya begitu, jadi menurun sampai sekarang, banyak disini. Ada sekitar 50 orang mas. Iya 50 orang.”
Usaha sebagai pengrajin ketupat seperti terus dilestarikan oleh generasi penerus di kampung ini. Salah satunya Sofie, bocah berusia 10 tahun yang bersama teman sebayanya begitu lincah merangkai daun kelapa menjadi ketupat hanya dengan hitungan detik. Siswa SD ini sudah 2 tahun mempelajari cara membuat ketupat dari orang tuanya. Meski mengalami kesulitan pada awalnya, Sofie kini bisa menikmati hasil jerih payahnya. Sebab ia bisa menambah uang tabungannya dari membuat kulit ketupat.
Sofie, bocah perajin ketupat, “2 tahun. Tadinya susah. Tiap hari bikinnya.”
Bagi warga kampung bojong, keuntungan yang diperoleh dari menjual kulit ketupat ini berkisar mulai 50 ribu hingga 100 ribu rupiah per hari.
Aminah, perajin ketupat, “Penghasilan ?? Kurang lebih 50 ribu sampai 100 ribu per hari.”
Menjelang idul fitri ini, aktivitas di kampung ini otomatis semakin meningkat. Kulit ketupat ini akan dipasok ke sejumah pasar di kawasan Bogor dan Jakarta. Jumlah pesanan untuk ketupat bisa melonjak mencapai 300 persen. Ada 2 pilihan yang mereka tawarkan, yakni hanya menjual kulit ketupatnya saja atau sudah diisi dengan beras. Dengan hanya menjual daun kelapa menjadi ketupat, para warga di kampung ini bisa menjadi lebih mandiri.
Video:
Foto:
No comments:
Post a Comment